Kutunggu jandamu
Ku tunggu jandamu.
Demikian semboyan sebagian orang, ndak usah sebut nama, karena ini status umum.
Wanita lain terlalu banyak, kenapa sih istri orang kau rayu, apalagi dia adalah istri tetangga atau karyawan atau jamaah pengajian atau kawan atau bahkan saudaramu sendiri.
Besar dosanya melakukan tindakan tercela satu ini. Rasulullah shallallabu alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا
Bukan bagian dari golongan kami orang yang melakukan memprovikasi seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (Abu Daud).
Dalam hadits lain beliau bersabda,
وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا
Siapa yang merusak perilaku/kepatuhan seorang wanita kepada suaminya maka dia bukan bagian dari golongan kami.” (Ahmad).
Mungkin anda berkata, bukan saya yang merusak, saya hanya merespon curhatan dan keluh kesah dia tentang suaminya.
Kawan! Tugas anda sebagai figur panutan apalagi berilmu, menasehati wanita itu dan juga suaminya agar kembali harmonis atau minimal ada solusi atas kebuntuan hubungan mereka....bukan malah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan spirit: ku tunggu jandamu.
Wanita curhat kepada tokoh agama itu biasa, namun cara anda merespon itulah yang berpotensi merusak atau minimal menambah rusak hubungan suami istri.
Teladanilah sikap Rasulullah shallallabu alaihi wa sallam ketika merespon curhatan istri yang mengeluhkan suaminya yang kikir.
عن عائشة قالت: جاءت هند إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقالت: يارسول الله إن أبا سفيان رجل شحيح، لايعطيني ما يكفيني وولدي، إلا ما أخذت من ماله، وهو لايعلم، فقال: خذي مايكفيك وولدك بالمعروف
"Aisyah radhiallahu anha menceritakan bahwa Hindun pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. ‘Wahai Rasulullah , sesungguhnya Abu Sufyan suami yang pelit. Nafkah yang diberikannya kepadaku dan anakku tidak cukup sehingga aku terpaksa mengambil uang tanpa sepengetahuannya,’ beliau menjawab. ‘Ambillah dari harta suamimu secukupnya untuk kebutuhanmu dan anakmu. (Al-Bukhari, Ibnu Majah, dan lain-lain).
Memangnya siapa sih pelakunya?
Kawan, ini status umum, adapun bila ada yang merasa ya itu memang tujuannya, sebagai peringatan dan mungkin teguran agar menyesali perbuatannya.
Yuk, belajar melapangkan dada agar tidak mudah terjebak dalam bisikan nafsu yang sempit dan gelap mata.
Copy paste dari FB ustad Dr Arifin Badri
Komentar
Posting Komentar